Jumat, 06 Februari 2015

Tasawuf Spiritualitas Alami

Share it Please

Tasawuf  berasal dari kata shafa (bersih) ataushuf (bulu domba). Istillah Shafa menunjuk pada adanya pola spiritualitas untuk pembersihan jiwa. Sedangkan Shuf (pakaian wool da bulu domba) merupakan pakaian khas kaum asketis (zâhid) klasik sebagai simbol keserdehaan. Pelaku Tasawuf kehidupannya diisi dengan perjuangan dan penyucian jiwa untuk pemurnian hati (al-qalb). Keserderhanaanan yang dilambangkan dengan pakaian wool dari bulu domba dimaksudkan sebagai pola hidup dalam kesucian yang tidak terkontaminasi energi negatif dari aspek-aspek keduniawian. Energi-energi negatif dalam bentuk nau dan vibrasi setan merupakan hal utama yang harus ditekan. Energi negatif inilah yang membuat jiwa menjadi kotor, hingga hijab antara manusia dengan Allah semangkin tebal, sehingga terjatuh dalam dzulumât (kegelapan).
Untuk mengeluarkan energi negatif ini maka di dalam tasawuf diajarkanqiyamulail (the night vigil) atau shalat malam dan zikir-zikir dengan teknik muraqabah(meditasi) yang paling ampuh untuk mengusir pengaruh vibrasi setan dan getaran nafsu tubuh, sehingga dapat menjadikan seseorang merasa segar dalam kondisi kejiwaan yang baik. Shalat dan zikir malam merupakan olah ruhani yang akan memiliki implikasi positif yang sangat luar biasa bagi perkembangan tubuh, emosi, mental, dan spiritual.
Dalam perkembangannya, tasawuf merupakan reaksi atas paham intelektualisme agama yang menjadikan agama sebagai komoditas intelektual, reaksi terhadap formalisme (paham serba formal) yang menjadikan agama kering tanpa penghayatan, dan reaksi terhadap paham serba materi (keduniawian) yang mementingkan aspek fisik duniawi (kekayaan, harta, pangkat, jabatan dan sebagainya). Sebagai jalan ruhani, tasawuf  bersumber mata air dari firman Allah SWT dan nada-nada nubuwwah. Walaupun tidak dipungkiri adanya pengaruh dari praktik-praktik mistis. Esoterisme Islam (mistisisme Islam), sebuah laku spiritual berbabsis pada tradisi Islam.
Di dalam tasawuf dikenal istilah tasawuf akhlagi (menitik beratkan pada moralitas). Tasawuf akhlagi menekankan jalan penyucian jiwa agar bersih, guna menuju kesempurnaan. Dalam konteks ini, tasawuf diawali dengan takhalli(pembersihan jiwa dari unsur energi negatif), tahalli (penghiasan diri dengan energi Ilahi/positif) sampai pada tajalli (tersingkapnya nur gaib bagi hati yang bersih. Tajallimerupakan keadaan terbuka hatinya, sehingga dapat melihat cahaya Ilahi. dengan laku-laku moral spiritual ini, peserta Pelatihan Ilmu Bioenergi melakukan ritual-ritual spiritual untuk menangkap cahaya-Nya yang begitu besar dan menakjubkan dalam rangka melakukan eksistensi.
HM. Syaiful M. Maghsri memaparkan perbaikan akhlak  tasawuf menekan ajaran-ajaran jalan mistik (spiritual esoteris) menuju kepada Yang Ilahi. Tasawuf yang demikian disebut tasawuf ‘Amali’. Amali artinya bentuk-bentuk perbuatan, yaitu sejenis lika-liku menempuh perjalannan spiritual yang sering disebut thariqah (tarekat, perjalanan spiritual). Dalam konteks ini menurut Syaiful M. Maghsri yang dikenal dengan adanya (santri), musyrid (guru, syekh) dan juga alam kewalian. Laku tarekat dimaksudkan untuk melakukan perluasaan kesadaran dari kesadaran nafsu ke kesadaran ruhaniah yang lebih tinggi.
Semangkin manusia dapat menaiki jenjang spiritual ke arah tingkatan kehidupan yang lebih tinggi, maka semangkin dapat menemukan pengetahuan esoterik (ma’rifat). Oleh karena itu, maka dikenal istilah maqamat (stasion-stasion spiritual), yang menunjuk pada tingkatan kesadaran spiritual (sebuah kesadaran jiwani) di mana seseorang sufi sudah dapat mencapainya.

Tasawuf merupakan penempaan jiwa untuk menguatkan energi dalam rangka evolusi spiritual menuju Absolusitas Ilahiyah. Proses penempaan ini sangat efektif untuk pembersihan hati dari berbagai penyakit hati yang tersembunyi. Implikasinya, tubuh pun akan menjadi sehat, karena jiwa yang bersih. Pada tahap lanjut, tasawuf sebagai sebuah metode berkembang dalam banyak varian. Tarekat adalah pengembangan tasawuf untuk tujuan peningkatan spiritualitas di samping peningkatan moralitas. Tarekat adalah sebuah jalan spiritual yang di dalamnya terkandung teknik dan cara pembersihan hati dari kotoran-kotoran yang menjadi penyekat atau tabir (hijab) untuk mengenal Allah SWT. Bersihnya hati mengindikasikan adanya daya tangkap manusia terdalam, halus, dan tinggi yang bergetar setelah menerima energi Ilahi dalam penghayatan ilahiyah yang tak terukur dan tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dalam pengertian ini, maka tarekat sama fungsi dasarnya dengan zikir (Bioenergi) atau pun lika-liku spiritual lain, khususnya dalam aspek metodologis.       

Lebih spesipik, taswuf juga dikembangkan dalam bentuk penyembuhan (sufi healing). Penyembuhan  dengan metode tasawuf sudah berkembang dalam waktu yng sangat panjang. Bahkan menjadi pola penyembuhan alternatif yang banyak diminati masyarakat. zikir-zikir dan lika-liku tasawuf secara umum akan memunculkan energi positif yang datang dari Allah SWT yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, penyembuhan dan spiritualitas. Juga dari tangan-tangan para sufi itu energi Allah SWT mengalir secara menakjubkan, baik untuk penyembuhan maupun penyelarasan-penyelarasan.
Dalam konteks ini, tidak dibahas tasawuf secara panjang lebar, tetapi lebih difokuskan pada muatan-muatan spiritualitasnya dalam memberi warna bagi peserta Pelatihan Ilmu Bioenergi. Tasawuf yang menekankan pada komunikasi kepada Allah SWT akan berimplikasi pada kesucian hati, kebersihan pikiran dan kebahagian jiwa. Lebih lanjut, kondisi psikologis yang selaras dan seimbang tersebut akan memunculkan setidak-tidaknya tiga hal yaitu, kesehatan, kemampuan luar biasa dan transendensi spiritual. Dari perspektif inilah, Syaiful M. Maghsri bermaksud memasukkan nilai-nilai moral tasawuf dalam praktik Pemanfaatan Bioenergi. Ia sendiri membuktikan bahwa praktik-praktik Bioenergi dengan moralitas sufistik akan lebih luar biasa dampaknya bagi peningkatan kualitas organ fisik dan psikis yang dimiliki manusia.
Olah spiritual merupakan fenomena universal. Menurut Syaiful M. Maghsri ,sesorang yang memiliki kesadaran tinggi melebihi kesadaran banyak orang akan dihiasi dengan hati yang bersih, keluhuran moral dan ketekunan dalam latihan spiritual, maka akan memiliki kelebihan dalam kemampuan psiko-spiritual.Kemampuan Ini tidak dibatasi oleh agama tertentu, sebagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi yang sifatnya lintas agama karena universalitasnya. Jika ada orang-orang yang memiliki keahlian, di bidang spiritual maupun iptek, maka hal ini disebabkan karena mereka dapat memahami fenomena alam (ayat kauniyah). Spiritualitas dan sains adalah fenomena universal yang tidak perlu dilihat apa agamanya, tetapi apa manfaat dari penemuannya bagi kemaslahatan umat manusia. Memanfaatkan Bioenergi sama artinya dengan memanfaatkan energi air atau pun sinar matahari untuk listrik dan sebagainya.
Islam adalah agama rahmat untuk keselamatan dunia akhirat. Misi penyelamatan, rahmat dan perdamaian (al-Islam) bukan hanya untuk umat Islam saja tetapi juga untuk sekalian alam. Inilah makna Islam sebagai rahmatan lil’alamin (rahmat bagi sekalian alam). Oleh karena itu, ilmu apa pun yang memiliki misi rahmat dan penyebar kedamaian di dalam kehidupan ini, maka bersesuaian dengan misi Islam. Rahmat dalam segala variannya adalah bagian penting dan sangat ditekankan dalam kosmologi Islam.
Oleh karena itu, untuk menarik hubungan antara Bioenergi dan Islam bukan dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an dan nada-nada nubuwwah terkait Bioenergi. Hal ini tidak akan diketemukan. Bioenergi merupakan teknologi spiritual yang diketemukan jauh pasca kenabian, sebagaimana nuklir merupakan teknologi atom-material yang diketemukan era modern. Karena merupakan produk ijtihadi manusia sebagai khalifah fil ardl, Bioenergi tidak dapat dinilai secara eksplisit dari keterangan-keterangan kitab suci sebagaimana kitab suci juga tidak pernah bicara nuklir. Yang penting adalah apakah Bioenergi itu bertentangan dengan ide-ide  moral ajaran syariat Islam atau tidak. Bioenergi sebagai olah spiritual untuk kesehatan dan peningkatan spiritual bertujuan untuk menciptakan manusia yang sehat, berkepribadian luhur dan memiliki spiritualitas tinggi. Ini adalah rahmat bagi sesama. Oleh karenanya, maka tidak ada alasan menolak Bioenergi hanya karena tidak pernah dilakukan oleh Nabi atau tidak disebut di dalam Al-Qur’an. Sebagaimana nuklir atau pun penggunaan teknologi modern dan juga tidak pernah di sebut dalam Al-Qur’an serta nada nubuwwah. Memahami basis moral Bioenergi dan filosofi yang mendasarinya adalah lebih tepat menilainya ketimbang bersikap skriptiralis atau melihat secara hitam-putih di sisi luar kulitnya.
Ada beberapa argumen yang dapat digunakan sebagai dasar nalar bahwa Bioenergi tidak bertentangan dengan Islam, yaitu :
1.     Islam sebagai agama rahmat akan membenarkan proses-proses ijtihadi(pengembangan dari daya nalar atau intuisi) manusia dalam mewujudkan manusia berkualitas yang sehat, baik secara fisik, psikis, mental maupun spiritual. Dari perspektif ini, maka tidak ada ruang tembak untuk menyudutkan bahwa Bioenergi bertentangan dengan agama, karena praktik Bioenergi ditujukan untuk kesehatan, fisik, psikis, mental dan spiritual.
2.     Bioenergi yang dimanfaatkan praktisi Bioenergi kepada orang lain, binatang, tumbuhan, makanan, minuman atau lokasi (ruangan) untuk mengusir energi negatif dalam berbagai varian bentuknya, hanya akan mengalir  karena kepasrahan (kondisi tawakkal) kepada Allah SWT. Hal ini mengindikasikan bahwa praktik Bioenergi adalah praktik religius, karena selalu harus dibarengi keyakinan adanya prakarsa Allah SWT di balik seluruh praktik spiritual yang dijalani. Tidak ada satu pun pratiksi Bioenergi yang menjadikan Bioenergi sebagai Tuhan, karena yang demikian tidak akan dapat mengalirkan Bioenergi. Keunikan Bioenergi adalah sekaligus membantah bahwa Bioenergi itu syirik, karena Bioenergi adalah energi hidup yang ada di alam semesta ini serta tidak mengandung azimat, jin, maupun klenik.
3.     Ilmu tidak dipandang dari siapa penemunnya, tetapi bagaimana pola kerja dan manfaatnya bagi kemanusiaan. Ilmu dan teknologi bersifat universal, sehingga dianjurkan umat Islam untuk mencarinya di mana pun dan kapan pun, selagi tidak bertentangan dengan ajaran syariat. Nabi pun pernah bersabda, “Tuntutlah ilmu walau sampai negeri Cina.” Ilmu secara aksiologis tidak dilihat dari mana asalnya, tetapi bagaimana cara memperoleh, mempraktikkannya, tujuan praktik dan manfaatnya bagi umat manusia.
4.     Setiap peserta Pelatihan Ilmu Bioenergi, senantiasa berdoa sebelum melakukan latihan-latihan, baik self healing, penyembuhan orang lain maupun ketika zikir. Doa adalah inti dari agama, dan dari doa itulah terjadi hubungan makhluk dengan Tuhan. Doa tidak mungkin dilakukan untuk kejahatan-kejahatan. Selain itu Bioenergi hanya dapat dipergunakan dalam hal-hal yang sifatnya positif. Jika berusaha melakukan upaya negatif dengan Bioenergi, maka yang demikian akan gagal. Islam hanya menentang pengalaman lika-liku spiritual yang salah (syirik, menyekutukan Tuhan) maupun untuk kepentingan negatif (ma’shiyyah). Cara-cara yang ditempuh Bioenergi adalah cara-cara luhur yang tidak diketemukan muatan-muatan laku syirik (penyekutuan terhadap Tuhan). Bioenergi tidak lebih dari upaya spiritual mengakses energi alam yang disediakan Allah SWT.
5.      Peserta Pelatihan Ilmu Bioenergi tidak mengenal mantra-mantra atau sesaji-sesaji dalam bentuk apa pun. Bioenergi merupakan olah spiritual murni untuk membersihkan jalur-jalur energi agar dapat mengakses energi Ilahi untuk kemaslahatan umat manusia maupun rahmat bagi sekalian alam. Seorang praktisi Bioenergi, dalam penyaluran Bioenergi yang hanya dapat disalurkan dengan niat, kontak dengan Allah SWT dalam kepasrahan dan sikap tenang, santai, fokus, rileks.
6.      Bioenergi masuk ke tubuh peserta melalui generator tubuh, yaitu jalur yang sifatnya Ilahi dan menjadi pusat tubuh spiritual manusia. Bioenergi yang masuk melalui generator tubuh dipastikan tidak terkontaminasi energi negatif dalam bentuk apa pun. Bioenergi sebagai energi hidup yang masuk  melalui generator kepala, tidak dapat ditumpangi oleh kekuatan-kekuatan negatif baik dari setan, jin jahat maupun sihir. Dari perspektif inilah maka peserta Bioenergi dikatakan sebagai praktik spiritual yang positif dan religius.
7.      Meditasi Bioenergi dapat dilakukan berbarengan dengan zikir-zikir dalam berbagai varian teknisnya. Energi positif hanya dapat bersenyawa dengan energi yang memiliki sifat yang sama. Sebagai seorang muslim, dzikir merupakan kontak komunikasi antara makhluk dengan Sang Khalik. Memanfaatkan Bioenergi sambil zikir merupakan kenikmatan psiko-spiritual yang luar biasa, baik dari sisi proses maupun manfaatnya. Jika Bioenergi berbasis pada energi negatif, pasti persenyawaan tidak mungkin terjadi.
8.      Bioenergi yang secara fungsional dimanfaatkan untuk menekan segala macam bentuk energi negatif (penyakit fisik dan nafsu-nafsu rendah) sangat mendukung ajaran Islam. Bukankah agama memerintahkan untuk menekan nafsu-nafsu rendah guna meningkatkan kesadaran?
9.      Bioenergi meningkatkan keimanan, selain melakukan kontak dan komunikasi dengan Allah SWT dalam ritual keseharian, seorang praktisi Bioenergi juga melakukan komunikasi dengan-Nya ketika melakukan Adjustment, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Secara kuantitatif dan kualitatif, komunikasi dengan Allah SWT secara lebih sering akan dapat meningkatkan keimanan. Komunikasi dengan Tuhan adalah bagian terpenting dalam Bioenergi. Hal ini sangat menunjang peningkatan kualitas keberagamaan dan religiusitas para peserta Pelatihan Bioenergi.
10.  Dalam pemanfaatan Bioenergi dilandasi oleh empat prinsip pemanfaatan;Pertama, Keyakinan yaitu yakin pada Allah bahwa sumber permohonan dan pertolongan adalah Allah; yakin pada diri sendiri dan yakin pada apa yang dilakukan. Kedua, Niat, tidak ada satu amalpun yang tidak didahului dengan niat. Niat dilakukan dengan doa dan zikir pada Allah. Ketiga, Usaha; dengan cara dan metode yang halal tidak bertentangan dengan syariat agama.Keempat, setelah usaha yang sungguh-sungguh dilanjutkan pasrah kepada Allah (tawakal) yaitu posisi hati dimana seseorang tidak memikirkan hasil usahanya karena hasilnya adalah dari Allah semata.
Bioenergi tidak mungkin bersenyawa dengan kekuatan jin-jin jahat dan setan atau pun sihir. Seandainya terlihat seorang peserta Pelatihan Bioenergi diikuti jin, maka ini merupakan dua hal yang berbeda. Jika jin itu diusir, maka praktisi Bioenergi masih tetap dapat mengalirkan Bioenergi seperti semula. Ini bisa dibuktikan sekaligus pertanda bahwa Bioenergi bukan dari jin maupun klenik, apalagi energi setan. Semakin seseorang menekuni Bioenergi, maka kesadarannya akan semakin luas, pengalaman sensasional semakin banyak, dan rahasia-rahasia kehidupan dimengerti.

Dari berbagai argumen ini, maka jelas dan pasti bahwa Bioenergi bukanlah klenik, azimat maupun mengandung jin dan bukan suatu olah spiritual yang bertentangan dengan agama mana pun. Bioenergi merupakan energi yang masuk melalui generator tubuh, sehingga tidak benar bahwa Bioenergi mengakses energi jin. Syaiful sendiri membuktikan bahwa Bioenergi justru dapat mengusir atau setidaknya membuat panas bagi jin-jin jahat yang bersarang di tubuh atau lokasi tertentu. Jika Bioenergi berasal dari energi jin, maka dipastikan peserta Pelatihan Bioenergi akan memiliki amarah yang semangkin kuat akibat ditunggangi kekuatan jin yang tercipta dari api.

Pada akhirnya, keyakinan akan kekuasaan Tuhan akan bertambah. Nafsu duniawi pun terkendali, gila materi mulai terbakar dan emosi amarah mulai terkikis. Kesehatan manusia seutuhnya (lahir dan bathin) inilah yang menjadi salah satu kata kunci penting dalam Islam.

Menurut Syaiful M. Maghsri Bioenergi merupakan tradisi spiritual yang melengkapi kehidupan beragama. Ia memaparkan bahwasanya Bioenergi sangat bermanfaat bagi terciptanya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang sehat secara fisik, sadar akan eksistensi psikisnya dan spiritualitas yg yang memiliki sandaran yang jelas. Fenomena semacam ini dapat dikatakan sebagai fenomena saintifik magis karena spiritualitas agama digabungkan dengan teknologi spiritual untuk membuat rumusan tentang fenomena alam dalam kerangka menciptakan teknik-teknik bagi keberhasilan kehidupan.

Bioenergi lebih sebagai ide dan gerakan moral yang membumi dengan muatan sufistik untuk kesehatan, keselarasan psikis dan peningkatan spiritualitas yang religius. Bioenergi juga tidak dimaksudkan untuk memaksakan ajaran tasawuf tertentu dalam praktik Bioenergi atau memaksakan simbol-simbol tarekat dalam praktek Bioenergi. Penekanan Bioenergi adalah memberikan muatan sufistik (moralitas dan spiritual agama Islam) agar religiusitas Bioenergi semangkin berkualitas. Jadi Bioenergi merupakan teknik pemanfaatan energi hidup yang diberi muatan-muatan moralitas dan spiritualitas tasawuf untuk meningkatkan kualitas energi dan penghambaan kepada Allah SWT (ta’abbud ilallah). Ibadah sufistik erat kaitannya dengan praktik mistis-spiritual.
Bioenergi merupakan olah spiritual yang sifatnya universal, lintas agama, budaya dan tradisi. Bioenergi bukanlah agama, tetapi tidak bertentangan dengan agama mana pun, sebagaimana sains dan teknologi yang tidak terkait dengan agama mana pun. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil ijtihadi (pengembangan fakultas) dari rasionalitas manusia, sedangkan Bioenergi dan juga teknik spiritual lainnya merupakan hasil ijtihadi dari fakultas ruhani manusia. Lebih baik itu, Bioenergi bukan saja tidak bertentangan dengan agama tetapi justru bermanfaat bagi keberagaman praktisinya yang tersebar di berbagai agama dan negara mana   pun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow The Author